Monday, December 7, 2009

Poniman, Modal Tongkat Kelilingi Dunia

3 comments

BATAM (BP) - Aksi mengelilingi Indonesia tidak harus dalam kondisi sehat fisik. Poniman (62) asal Klaten, Jawa Tengah, tidak mau kalah. Walau secara fisik kakinya tidak bisa lagi berfungsi penuh, dia tetap menjalankan niatnya mengelilingi dunia, bermodalkan sepasang tongkat.

"Sebenarnya saya mulai keliling dunia dengan menggunakan sepeda tahun 1999 lalu, tetapi 24 Juli 2003 saya mengalami kecelakaan di Bawean, Jawa Timur," kenangnya.

Akibat kecelakaan itu, syaraf di kakinya tidak lagi berfungsi. Selama 1,2 tahun setelah kecelakaan, dia sempat mengalami kelumpuhan. Untuk -maaf- buang air kecil pun, dia harus menggunakan selang. Pada tahun ke dua, setelah mengalami peningkatan kesehatan, dia melanjutkan misinya untuk mengelilingi dunia.

Karena tak bisa lagi mengayuh sepeda, dia menggunakan sepasang tongkat sebagai penyangga dan menjalankan aksi mengelilingi dunia dengan berjalan kaki. Saat itu, dia mengaku masih tetap menggunakan selang untuk buang air kecil.

Poniman mengatakan, misinya mengelilingi dunia memang tidak bisa dibendung.

"Itu diawali pada 1999 lalu saat Indonesia dibilang mengalami krisis. Saya yakin saat itu Indonesia tidak sedang krisis, untuk membuktikannya saya berniat untuk mengelilingi Indonesia," katanya.

Niat itu lalu dimulainya dengan menuju Indonesia bagian Timur. Menurutnya, pada tahun itu, setelah melihat sendiri kondisi di beberapa kota/kabupaten, dia tidak menemukan ada warga di Indonesia Timur yang kelaparan.

Pria yang memiliki enam orang anak ini mengatakan pula, setelah mengelilingi Indonesia, niatnya lalu bertambah untuk bisa mengelilingi dunia. Tahun 2007 niatnya kesampaian dengan menginjakkan kaki di Beijing, China. Dari sana dia lalu bertolak ke negara lainnya seperti Vietnam, Kamboja, Laos, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Dia menunjukkan bukti berupa sertifikat dari kedutaan/konsulat RI di tiap negara yang disinggahi.

Setelah Asia, dia juga akan menjalankan aksinya mengelilingi dunia dengan berjalan kaki, ke benua lain. Targetnya bisa mengakhiri perjalanannya di Zimbabwe.

Selama dalam perjalanan dia mengaku banyak mendapatkan pengalaman. Ada yang enak dan tidak sedikit pula pengalaman yang tidak menyenangkan.

Di Batam, pengalaman tidak mengenakkan dialaminya saat mencoba untuk bertemu dengan Sekda Kota Batam, Selasa (1/12) lalu. Seperti kebiasannya, tiap kali singgah di satu kota atau satu negara, dia selalu meminta tulisan dari pemerintah setempat di bukunya.

Nah, saat itu rencananya juga sama. Tapi kali ini rencananya tidak semulus seperti di kota-kota lainnya. Di sini, dia tak berhasil menemui Sekda Kota Batam. Anehnya, saat itu dia malah disodori cek dan diminta tanda tangan, tetapi angkanya tidak ditulis. Lebih aneh lagi, cek tersebut diambil lagi oleh staf Sekda yang seorang wanita, dan Poniman diberi uang sebesar Rp500 ribu.

Poniman yang tiba di Batam sejak akhir November lalu itu mengaku pengalaman tersebut membuatnya tidak nyaman. Alasannya, tujuannya menemui pejabat pemerintah bukan untuk meminta uang, melainkan untuk mengisi bukunya, sebagai bukti bahwa dia memang pernah menginjakkan kaki di Batam.

Kepada Batam Pos, Jumat (4/12) dia membuktikannya dengan memberikan sebuah buku yang di dalamnya sudah penuh dengan komentar dari wali kota, bupati, aparat polisi dan instansi lainnya dari berbagai kota yang disinggahinya.

"Untuk membiayai perjalanan saya, memang ada beberapa yang memberikan sumbangan, tetapi jumlahnya tidak banyak. Saya lebih sering keluar dana sendiri untuk membiayai perjalanan saya," katanya.

Di Batam, dia juga menggunakan dananya sendiri untuk membiyai penginapan dan makan selama seminggu. Perjalanan tersebut menurutnya bukan untuk mengumpulkan dana, sebaliknya dia berniat untuk memberikan bantuan kepada warga Indonesia yang pernah menjadi korban penjajahan. Tiap tiba di satu kota, dia selalu mencari informasi di mana ada warga yang hidup di zaman penjajahan, untuk dibantu, bila warga tersebut mengalami kekurangan secara ekonomi.

Dari penampilan dan gaya Poniman, orang-orang mungkin memandang remeh padanya. Tetapi ada satu rahasia yang disampaikannya pada wartawan koran ini, yang membuat cukup tercengang, mengenai sumber pendanaannya.

Hari ini rencanya dia akan meneruskan perjalanannya ke Medan, menambah deretan kota yang akan dikunjunginya di Indonesia, sebelum bertolak ke negara lain, tetap dengan sepasang tongkatnya. (hsl)

sumber : http://batampos.co.id/Terbaru/Terbaru/Poniman%2C_Modal_Tongkat_Kelilingi_Dunia.html